Happy
Reading Guys
Matahari yang mengintip malu-malu,
menyilaukan seorang gadis yang masih tidur di kamarnya. Ini membuat si gadis
menyipitkan mata dan menggaruk-garuk kepalanya. Mungkin ia masih mengantuk.
Selimut lecek, bantal guling jatuh ke bawah, dan keadaan kamar yang sangat
berantakan. Tidak baik memang seorang gadis yang umurnya 16 tahun tidak menjaga
kerapian. Tapi, ia selalu merapikan bagian kamar ketika ia sudah bangun. Merasa
kantuknya sedikit beerkurang, ia akhirnya bangun. Dannnn.... iya! Mala langsung
menuju ke lantai bawah untuk menghubungi Kakek Neneknya menggunakan telepon
rumah. Karena, di Minggu yang cerah ini, Kakek Nenek Mala, berjanji akan
menemui cucunya.
“Pagi sayang, eh.. kamu kenapa
lari-lari?” ucap Mamah Mala, yang sedang menyiapkan makanan bersama seorang
pembantunya.
“Mala mau telfon Kakek sama Nenek.
Mereka hari ini mau ke sini ‘kan, Mah? Mereka kemarin udah janji kok” sembari
berlari turun dari tangga dan kini tengah mendapati telepon rumahnya.
Tak
pake lama, Mala langsung menekan nomer telepon Kakeknya, dan ingin sekali
bertanya kapan Kakek dan Neneknya datang. Iya memang, mereka sudah lama tidak
bertemu. Mamah Mala, tak pernah ada waktu untuk mengantar Mala menemui Kakek
Neneknya. Bahkan hari Minggu seperti ini, Mamahnya masih harus pegi untuk
urusan kantor. Bunyi tuttt......... tutttt......... tuttttt.......... dan
“Assalamu’alaikum, halo Kek? Nek?
Gimana? Udah sampe mana? Kok belum nyampe rumah Mala? Mala kangen” ucap Mala
dengan semangatnya.
“Maafin Nenek ya sayang” kata Nenek
Mala.
“Maaf? Maaf buat apa ya Nek? Mala
ngga ngerti” bingung Mala, yang akhirnya mengubah ekspresi senangnya menjadi
agak datar.
“Nenek sama Kakek belum bisa ke
rumah kamu sayang. Maaf ya. Nenek janji Nenek pasti ke sana, karena Nenek juga
kangen banget sama kamu” kata Nenek sambil ingin membuat mood Mala baik.
“Tapi Nek, Nenek sama Kakek kemarin
udah janji loh? Janji tuh utang, utang harus dibayar, apa Nenek ngga malu
ngutang sama cucu sendiri? Kenapa sih ngga jadi?” jawab Mala.
“Cu, Nenek tau, Nenek udah janji,
tapi ini loh. Kakekmu lagi ngga enak badan, Kakek sama Nenek ‘kan udah tua,
kalo sakit sedikit ya ngga bisa dipaksain. Kamu ngerti kan sayang?” jawab Nenek
Mala lagi.
“Nek, bukanya kangen juga ngga bisa
dipaksain ya? Mala udah nunggu Nenek sama Kakek banget loh. Mala kangen banget.
Tapi ya udah lah, kalo emang kaya gitu. Gapapa, yaudah Nek, Wassalamu’alaikum”
singkat Mala yang memang kini sangat kecewa.
“Ehh...Wa’alaikum” dan akhirnya
hanya suara tut tut tut yang cepat, yang berarti telfon sudah berakhir.
Mala?
Iya dia? Kini ia langsung ke kamar, menutup pintu sambil dibanting, mengunci
pintu. Menuju ke kasurnya yang masih berantakan, dan menangis. Di sela
tangisnya, Mamah Mala mengetuk pintu dari luar. Menggedor-gedor sambil berharap
puterinya mau keluar dan sarapan. Ya, tapi nihil. Mala sedang kecewa, ia ingin
sendiri. Di sela tangisnya juga, ia sempat berkata.
“Kenapa
sih? Pada ngingkarin janji? Dulu papah sekarang Nenek sama Kakek. Aku paling
ngga seneng sama orang yang ingkar janji. Ga seneng, ga seneng, ga seneng.
Lagian ngapain janji, kalo cuman buat diingkarin? Hah? Ngeselinnnn” kata Mala
sambil berteriak tidak jelas.
Di
dalam kalimatnya? Iya. Ada kata-kata yang menggambarkan kalau Papah Mala pernah
ingkar janji. Dulu, ketika Papah Mala masih hidup, Mala, Papah dan Mamahnya
pernah mengalami kecelakaan. Cukup fatal. Mala dulu masih kelas 6 SD. Ia
mengalami luka cukup berat, hingga cukup menguras darahnya. Maka tidak perlu
dipikir lagi, Mala membutuhkan pendonor darah. Sungguh sial, tak ada pendonor
darah yang golongan darahnya sama dengan Mala. Hingga akhirnya Papahnya yang
memberikan hampir ½ dari darah yang ada tubuhnya. Padahal dulu, Papah Mala
sudah bejanji.
-Flashback ON-
“Pah, Mala ngga kenapa-napa ‘kan?”
tanya Mala.
“Iya kamu ngga papa, kamu cuman
butuh darah. Karena kamu ngeluarin banyak darah” kata Papah Mala.
“Terus ada Pah, pendonornya?” tanya
Mala lagi.
“Belum sayang. Sedikit yang punya
golongan darah yang sama kaya kamu, dan sedikit juga orang jaman sekarang yang
mau ngedonorin darahnya” kata Papah Mala lagi.
“Ya udah Pah, Mala ‘kan gapapa, jadi
Papah jangan khawatir. Oh iya papah harus janji, siapapun pendonor darah buat
Mala, Mala harap itu bukan Papah” ungkap Mala.
“Kenapa?” tanya Papah Mala.
“Mala tau, Papah juga luka, Papah
juga butuh darah, Mala tau. Jadi papah janji ya?” ungkap bibir Mala yang pucat.
“I i i ya” singkap dan gugup Papah
Mala.
-Flashback OFF-
Mala
juga yang pada akhirnya tau bahwa jika dipikir, Papahnya meninggal gara-gara
dia, Mala menjadi merasa bersalah. Dan itu dia mengapa ia tidak suka orang
ingkar janji. Bahkan malah phobia pada orang yang ingkar janji.
^^^^^^^^
Hari
ini adalah hari Senin. Semua orang tau hari Senin adalah hari sekolah. Iya,
Mala kini sedang memasang jam berwarna coklat muda di tanganya. Ia sudah siap
memulai hari dan melupakan apa yang terjadi kemarin. Oh iya, ada yang hampir
terlupa. Usia Mala sekarang berjalan 16 tahun, kelas 1 SMA. Masih baru
merasakan memakai rok putih abu-abu, maka belum lama juga ia bersekolah di SMA.
Ini baru Minggu kedua.
Niatan
tak mau telat, kini Mala sedang memakan nasi goreng bersama Mamahnya. Seraya
berkata,
“Mah,
hari ini upacara, berangkat yuk. Cepetan ah” kata Mala sambil memakan suap demi
suap nasi gorengnya.
“Iya
sayang, Mamah juga ada meeting pagi. Ya udah ayo” jawab Mamah Mala.
SKIP-----------------------------------------
Sesampai
di sekolah sudah tampak gadis sebaya dengan Mala, sedang berdiri di ruang kelas
XB. Tentu itu ruang kelas Mala. Dan gadis itu adalah, teman terdekat Mala
selama di SMA. Sepertinya Nabila sedang menunggu Mala.
“Mala!
Aduh cin, kenapa baru dateng sih? Lama banget!” kata Nabila dengan begitu
ceriwis.
“Apaan
sih? Gue berangkatnya masih termasuk pagi lah, emang kenapa?” tanya Mala.
“Lo
lupa apa? Besok mapel TIK, kelasnya guru super galak. Pak Arda, masa ngga tau
sih Laa” lanjut Nabila.
“Iya
iya tau lah, terus kalo besok kelasnya
Pak Arda kenapa? Ada masalah?” tanya Mala lagi.
“Iyuh
for you deh Mala. Besok ada PR 50 nomer, setengahnya essay. TIK tuh susah,
emang lo udah dikerjain semua? Hah?” gereget Nabila pada Mala.
“Eh,
seriusan? Lah kok lo baru ngomong? Bm gue kek? Sms kek? Via apa gitu. Ngabarin
gue!” ucap Mala, yang sebenarnya sedang kaget.
“Eh
juga buat lo Mala. Lo? Nomer lo ngga aktif, semua susah dihubungin. Gue aja
nyampe sewot” kata Nabila, yang sepertinya memang sewot sungguhan.
“Iya
sih, ya udah ah. Bentar lagi upacara, dilanjut nanti yah?” kata Mala.
Upacara
emang sesuatu yang kadang ngebosenin, cape berdiri juga, tapi kalo di cerpen
gue ya, upacaranya di skip aja. Ya kan pasti kalian semua pernah ngrasain
upacara ‘kan? Hahaaa :v (itu menyebalkan, Bungg)
Hari
senin yang cukup melelahkan, menguras tenaga, pikiran, dan emosi Mala. Kini bel
telah benbunyi. Readers sekarang bisa bayangin Mala lagi beresin buku-buku dan
masukin ke tas. Lagi beresin buku, tiba-tiba ada 2 cowo yang masuk kelas XB.
Membawa selembar kertas yang akhirnya ditempel di papan pengumuman di ruang
kelas XB. Sebelum menempalkan kertas salah seorang cowok bilang,
“Ikut
nempel requitment ya” katanya lalu pergi.
Setelah sudah selesai, membereskan
isi tasnya, kini Mala cukup penasaran dengan kertas yang ditempel kakak
kelasnya. Dan ternyata itu adalah pengumuman bagi anak kelas X yang mau ikut
ekstra design grafis. Terlihat perintah info lebih untuk menghubungi Yopy dan
Billy. Dengan mencatumkan nomer ponsel mereka.
“Nah, ini nihh” kata Mala dengan
senyumnya.
“Nah apaan sih Mala? Lo mau ikut
ekstra design grafis? Udah deh ya, hari ini kita harus selesein PR kita dulu”
kata Nabila.
“Ini Kak Yopy, masih satu komplex
sama gue” kata Mala.
“Terus?” lanjut Nabila.
“Dia anak design grafis” tambah Mala
lagi.
“Terus? Kenapa kalo dia anak design
grafis?” tanya Nabila lagi.
“Ini
nih hal yang bikin gue agak bete sama lo. Namanya anak design grafis, pasti dia
juga pinter dan tau banyak tentang TIK. Dan kita bisa nanya-nanya gitu sama dia.
iya kan?” kata Mala.
“Eh eh eh, bener juga lo. Terus
nanti kita nanya lewat sms gitu? Gue ogah ah. Nomer gue sama mereka beda
operator. Ntar pulsa gue abis L”
ungkap Nabila sembari manja-maja gitu.
“Ya elah, ini ‘kan supaya kita bisa
selesein PR kita. Ada pengorbanan dikit ngapa? Kesel gue” kata Mala.
“Pokoknya gue ogah3, lo
aja sanah, nanti gue nyontek ya” kata Nabila lagi.
“Ngga bisa dong lo main tinggal
nyontek enak a-j-a” omonongan Mila sedikit jadi lambat, gara-gara Nabila malah
pergi meninggalkan Mala. Dan kini berkata,
“Anjir lo, Bil” dan kini sedan
mendapati telepon genggamnya, memasukan digit demi digit nomer Yopi.
Yes! Nomer sudah tersimpan.
Sekarang, Mala harus pulang. Mala segera mencari taxi, karena Mamahnya tidak
bisa menjemput Mala. Mala memang mandiri, bahkan ia tak pernah mau untuk
merepotkan orang lain.Nantinya Mala akan merepotkan Yopy, dan mungkin itu
adalah jalan buntu. Hingga akhirnya memilih bertanya dengan Kakak kelasnya.
Di perjalan pulang, terlihat Mala
yang sedang mengotak-atik handphonenya. Sekarang ia mencoba mengetik sms, dan
memulai mengetik sms. Berlaga basa basi ia mengirim sms. Bukan hari yang sial,
Yopy membalas sms dari Mala.
-via sms on-
From:
087747123xxx
Hai Kak!
From: Kak Yopy
Iyaaaa, hai....
siapa yaaa ?
From: 087747123xxx
Aku Mala XB
Kak.. mau nanya
From: Kak Yopy
Apaan?
(Kini Mala sudah
turun dari taxi. Ya, memang tidak begitu jauh rumahnya dari sekolah. Kini ia
masuk dan melewati ruang tau, ruang keluarga, dan kini ke lantai 2 mengambil
soal PR TIK)
From:
087747123xxx
Ada sola kaya
begini, Apa fungsi dari ROM?
From: Kak Yopy
Ohhhh, kalo itu
sih ya gunanya buat nyimpenn data secara permanen
-via sms off-
Dan seterusnya, pertanyaan demi
pertanyaan telah terlontarkan. Dan memang Yopy selalu bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari Mala. Sekarang Mala takut Yopy kelelahan gara-gara
menjawab semua pertanyaan. Sms an selesai. Mereka juga udah tidur di kandangnya
masing-masing *eh, lo kata mereka bebek apa? J*
Keesokan harinya Mala sudah terlihat
pede di sekolah. Ia sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Dan ia yakin semua
jawabanya pasti benar, hahaha :D karena dia bertanya pada Yopy. Walaupun Mala
sudah mengucapkan banyak terima kasih pada Yopy, tapi belum puas rasanya. Ia
juga jadi merasa merepotkan Yopy. Niatan baik, ia ingin berterima kasih
langsung pada Yopy. Ia ingin ke kelas XI C menemui Yopy dan berterima kasih..
“Hai cin.. mala ku yang cantik,
gimana gimana gimana? Lo udah dong PR nya? Ayo lah, jangan pelit sama temen
sendiri” rayu Nabila. Ya Nabila juga ingin Pr nya selesai.
“Em, sejak kapan lo jadi temen gue?
Enak aja lo! Main terima beres, kagak usaha apa-apa” sewot Mala.
“Yah, Mala kok lo gitu sih? Ngga
kasian liat gue? Nanti lo mau gue dihukum sama Pak Arda? Iya? Gitu?” manja Nabila.
Ya bayangin aja deh ya manjanya.
“Sok jadi anak kecil lo! Liat umur
dong Bila! Liat umur! Ngomongnya? Idih, masih mending keponakan gue. Ngomong
manja juga, mukanya emang imut. Lo?” ungkap Mala.
“Emang kenapa sama muka gue?” tanya
Nabila.
“Ancurr!!!! Hahahahahaha :D” kata
Mala seraya tertawa terbahak-bahak.
“Ih lo mah gitu L”
Nabila makin sok unyu aja.
“Iya iya ah, sanah lo bawa masuk tas
gue ke kelas. Bukunya di resleting yang nomer dua. Gue mau nyamperin seseorang
dulu. Oke? Oh iya jangan buka-buka dompet gue” kata Mala sambil menepuk-nepuk
pundak Nabila, menyerahkan tas gendongnya yang berwarna soft pink, dan kini
pergi meninggalkan Nabila.
Kini Mala tengah menyusuri ruang
kelas XI. Dan kini ia sudah di depan ruang kelas XI B, hampir dekat dengan XI
C. Ia juga melihat Yopy sedang tertawa, dan bercanda dengan teman-temanya.
Seperti Billy, Ander, dan banyak lagi.
Mala ingin memanggil nama Yopy. Tapi
sangat sulit mengeluarkan kata ‘Yopy’ dari mulutnya. Hingga akhirnya Mala
menarik nafas, menenangkan diri, dan mulai mengurungkan rasa malunya lalu
menyebut nama seseorang,
“Kak Yopi! Kak!” kata Mala.
Cukup keras, walau awalnya memang
tidak begitu. Mungkin karena Yopy sedang tertawa dan memang keadaan sekolah
yang ramai *ya kalian tau lah ya* Yopy tak menjawab panggilan dari Mala.
Boro-boro menjawab, dengar saja tidak. Yopy malah masuk kelas sambil
tersandung-sandung karena tidak bisa menahan tawanya.
Kini, Mala sedih. Ia tak jadi
mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Yopy. Dan sekarang ia menuju ke kelas
menemui Nabila. Karena memang jam pertama segera dimulai. Dengan langkah yang
lemas, ia akhirnya masuk ke kelas. Dan mendapati Nabila sedang terburu-buru
menulis jawaban PR TIK.
“Bila minggir” ucap Mala dengan
lirih dan lemas.
“Iya. Eh, cin, lo kenapa? Ih, kok
sedih?” tanya Nabila.
“Apa sih? Gue gapapa. Lo udah selese
belom? Bentar lagu jam petama mau mulai loh. Nulisnya jangan kaya mbatik dong
Bil” kata Mala, sambil menaruh tanganya di bawah dagu manisnya.
“Iya iya ini bentar lagi juga selese.
Tapi lo kenapa?” Nabila masih penasaran.
“Kalo tanya mulu, nanti nulisnya
ngga selese-selese. Ngerti?” geram Mala pada temannya.
“Iya” Nabila kalah, dan ia akhinya
tidak jadi kepo. Kini ia melanjutkan tulisanya.
Hari ini, bukan hari yang awesome di
sekolah. Sampai akhir pelajaran, Mala masih sedih. Ia masih kecewa dengan
kejadian tadi pagi. Siang ini, Mala tak mau pergi kemana-mana, hanya ingin
pulang dan segera meleyehkan tubuhnya di kasur tercinta.
“Huh..... hari yang bikin cape
banget!!!” omongnya yang belum melepas sepatu tas, dan langsung memeluk bantal
di kasurnya. Terasa ada yang mengganjal di saku roknya, ia mendapati
handphonenya. Terpikir bagi Mala untuk sms Yopy lagi.
-via sms on-
From: Mala (nama
kontaknya udah diganti sama si Yopy)
Kak, udah
pulang?
From: Kak Yopy
Belumm nihh,,,
From: Mala
Oh, emang lagi
ngapain Kak?
From: Kak Yopy
Lagi nyari
keperluan buat nanti study tour ke Bali....
From: Mala
Oh iya, Kakak
mau ke Bali ya? Ciye yang mau ke Bali....
-via sms off-
Setelah itu, Yopy tidak memeberi
balasan lagi, kini ia memang tengah sibuk prepare untuk study tournya. Tapi,
Mala bukan Tuhan yang tau segala apa yang tengah dilakukan oleh Yopy. Iya juga
sedang tidak mood untuk menggunakan feelingnya. Kini ia malah tertidur deng
seragam, tas, dan sepatu yang masih ia kenakan.
Mamah Mala sudah pulang. Mungkin,
hari ini Mala terlalu lelah hingga ia tidur sampai sore sekali. Seraya mengelus
rambut panjang Mala, kini Mamah Mala berniatan untuk membangunkan Mala. Karena kata bibi, Mala
belum makan dari pulang sekolah.
“Sayang, Mala sayang, bangun, ganti
baju, terus makan dulu yuk sama Mamah” kata Mamah Mala dengan lembut.
“Hoammm... entar Mah, 5 menit lagi,
yaa?” kata Mala sambil menyingkirkan tangan lembut Mamahnya dari kepalanya.
“Tapi kamu belum makan dari tadi
‘kan? Ayo makan dulu. Cepet ayo Mala” dan kini paksaan Mamah Mala membuahkan
hasil. Mala kini bangun, mau membersihkan tubuhnya, dan kini sedang makan. Tapi
sayang, makan pun Mala tidak habis. Ia akhirnya ke kamar lagi dan mengotak-atik
handphonenya. Mencoba sms Yopy lagi.
-via sms on-
From: Mala
Gimana Kak?
Preparenya udah selese? Emang berangkat kapan?
From: Kak Yopy
Iyaaaa hampir,,,
berangkat hati jum’attt
From: Mala
Oh gitu, terus sekarang
lagi ngapain Kak?
From: Kak Yopy
Lagiii main game
From: Mala
Game apa?
-via sms off-
Kak Yopy tidak membalas lagi.
Mungkin ia ketiduran, tapi sekali lagi Mala bukan Tuhan yang tau segala apa
yang tengah dilakukan oleh Yopy. Terlalu pusing dengan hari ini, Mala pun
tertidur lagi. Ia kini tengah berada dalam kuasa bunga tidurnya.
^^^^^^^^^^^^
Tuhan menciptakan hari untuk
dinikmati. Hari-hari yang dilalui Mala, selalu ia buat enjoy, merasa baik-baik
saja memang membuat Mala manjadi membohongi dirinya sendiri. Entah mengapa,
cukup lama tidak sms dengan Yopy. Mala kangen saat-saat ia tanya, dan Yopy
menjawab dengan jelas. Hari ini adalah hari pertama study tour Yopy ke Bali.
Sepertinya Mala sedikit kepo, dengan apa yang sedang dilakukan Yopy di Bali.
Yopy berangkat pukul 16.00 WIB, dan
sekitar sebelum ba’da maghrib, Mala mencoba mengirim pesan kepada Yopy.
Berharap kali ini ia tak menghilang.
-via sms on-
From: Mala
Kak udah nyampe
mana?
From: Kaka Yopy
Majenangg
From: Mala
Sekarang, lagi
ngapain?
From: Kak Yopy
Main game
From: Mala
Game2an mulu J
(tidak ada
balasan)
From: Mala
Kak?
From: Kak Yopy
Iyaaa,
From: Mala
Kakak janji ya,
From: Kak Yopy
Janjiii apaaa?
From: Mala
Mau terus aku
tanya2, dan ngga kapok aku tanya2... yaa???
From: Kak Yopy
Iyaaaaa,
From: Mala
Kakak, sekarang
lagi ngapain?
From: Kak Yopy
Main game
-via sms off-
Kali ini Mala cukup senang,
seseorang sudah berjanji kepadanaya untuk tetap setia ia tanya-tanya. Dan kini
Mala tidur dengan senyum manisnya. Hari ini, Mala akan pergi jala-jalan dengan
Nabila setelah pulang sekolah. Nabila bilang, ada beberapa benda yang perlu
untuk dia beli.
TENGGGGG.............TENGGGGG......TENGGGGG
Bel pun berbunyi, di ruang X B
tampak Nabila yang sedang bersemangat membereskan buku-bukunya, karena hari ini
ia akan jalan-jalan, sekaligus bermain bersama Mala. Walau Nabila belum lama mengenal
Mala, tapi Nabila sebenarnya menyayangi Mala more than just friend, Mala sudah
seperti kakaknya, sodaranya, dan Nabila juga memang selalu bahagia, bila
bersama Mala.
“Mala, hari ini kita jadi kan?”
tanya Nabila. (bukan JKT48 -_-)
“Iya” jawab Mala dengan singkat.
Tak mau pulang terlalu larut, kini
Mala dan soulmatenya segera menuju ke
mall. Melihat-lihat accesories. Tas, gelang, cincin, kalung, bando, kacamata.
Dan mereka membeli sepasang gelang persahabatan berwarna hitam dan bertuliskan
nama mereka berdua. Iya, sambil memegang dan melihat gelang satu sama lain,
kini mereka tersenyum. Hari ini mereka merasakan arti persahabatan yang telah
terjalin antara mereka.
“Bagus ya?” tanya Mala.
“Iya, dong.. cucok banget deh cin”
kata Nabila (yang mulai sedikit kumat -_-)
“Bila, lo ngga laper apa?” tanya
Mala lagi.
“Laper lah, yaudah makan yuk. Lo mau
makan apa?” tanya Nabila kini.
“Pokoknya yang ada beef nya gitu.
Ah, burger, yuk!” ajak Mala.
“Sip, yuk” jawab Nabila.
Kini mereka tengah duduk berhadap-hadapan
di meja berwarna merah terang, dengan nomer meja bertuliskan angka ‘9’. Mala
selalu seperti ini, apa-apa sembilan. Angka favorit 9, nomer meja 9, liontin
kalungnya angka 9,. Everything is about 9!!!!!!
Mala hari ini tidak mengotak-atik HPnya
sama sekali. Terlalu senang dengan hari yang awesome bersama Nabila. Di sela
gigitan-gigitan burgernya, di otaknya terbesit untuk sms dengan Yopy. Seraya
berkata kepada Nabila,
“Em, sms Kak Yopy ah” kata Mala
sambil mengeluarkan HP dari saku roknya.
“Lo masih sms an sama dia? Emang
masih ada gitu, soal-soal yang perlu ditanyain?” tanya Nabila sembari bingung.
“Gue ngga cuman nanya tentang TIK,
gue juga sekarang ngepoin dia. Hahaha :D dia kakak yang baik” kata Mala sambil
mengetik sms.
“Dasar aneh, emang dia mau dikepoin
sama lo?” tanya Nabila lagi.
“Dia udah janji kok. Mau gue
tanya-tanya in terus. Lagian kegiatan dia tuh cuman makan, tidur, di-ke-po-in
gu-e sama satu lagi, main game. Kayanya dia gamers deh” kata Mala dengan
cerewetnya.
“Hahahahaha :v ya udah terserah lo
aja deh cinn” kata Nabila.
Ketikan Mala sudah selesai. Hari ini
hari yang awesome bagi Mala. Maka sms nya juga harus awesome. Ngga kaya
biasanya, Mala nanya yang singkat-singkat, sekarang dia menanyakan suatu hal
lebih dari satu, lebih dari dua, lebih dari tiga, lebih lebih banyak deh.
-via sms on-
From: Mala
Hai Kak Yopy,
Kak Masbro gamers, haha.. gimana study tournya? Have nice day, isn’t it? Kakak
sekarang lagi ngapain? Main game ya?
-via sms off-
Tidak ada balasan. Mala masih menunggu
balasan. Pulang dari mall, sekarang di rumah, sedang belajar, makan, tidur,
bangun, berangkat ke sekolah..... tapi belum ada balasan juga, dan sekarang
Mala menemui Nabila di ruang kelasnya dengan perasaan sedih.
“Bila” lemas Mala.
“Mala, cintaku lo kenapa?” jawab
Nabila sambil mencubit pipi Mala.
“Gue sms Kak Yopy, si Masbro gamers.
Tapi ngga dibales. Sampe sekarang juga belom coba?” kata Mala seraya
memalingkan muka dari tangan yang baru saja mencubitnya.
“Terus, gue harus ngapain? Mungkin
dia lagi enjoy sama study tournya. Lagian besok ‘kan dia udah pulang” kata
Nabila sambil menepuk pundah Mala.
“Tapi, perasaan gue kok kaya ngga
enak gitu. Gue khawatir sama si cowo gamers itu, gue takut dia kenapa-napa”
kata Mala.
“Ya elah lo. Lo khawatir? Sebagia
siapa lo khawatir? Sebagai siapa lo marah kalo dia ngilang? Lo tuh cewenya
bukan, emaknya bukan, adeknya bukan. Aneh tau nggak sih lo? Oh.. atau lo itu
suka ya sama Kak Yopy, lo cinta ‘kan sama dia? Cinta pada pandangan pertama”
kata Nabila nyerocos. Omongan itu membuat wajah Mala merah, dan menoleh pada
Nabila, seperti sedang sangat kesal Mala langsung marah-marah tidak jelas di
kelas.
“Bila!! (Nabila kaget) ati-ati kalo
ngomong. Lo temen gue tapi ngga pernah ngasih solusi setiap gue ada masalah. Emang
kenapa kalo gue khawatir? Emang kenapa kalo gue cinta sama dia? Emang kenapa?
Hah? Masalah? Iya gue tau gue bukan siapa-siapanya. Tapi asal lo tau Bil, gue
cinta ke Yopy beda. Dia udah kaya abang gue sendiri. Harus apa? Cinta itu
melulu adanya sama orang pacaran. Cinta itu luas. Kalo cinta cuman sebatas
pacar, apa lo ke bokap nyokap lo ngga lebih dari cinta? Hah? Gue cuman ngga
suka sama orang yang ingkar janji. Yopy bohong, dia janji mau terus2an gue tanyain, tapi dia bohong. Dan lo tau Bil,
gue Cuma ngga suka sama orang yang ingkar janji. Anjir lo Bil” kata Mala
panjang lebar tinggi luas samudera jagad raya dan seisinya milik sang pencipta
*ehh apaan sih gue*. Tak terasa air matanya juga seraya terjun bebeas ke
pipinya yang merona.
(ya, kira-kira
ya readers, itu’kan cerita. Kalo gue lebay. Sorry....)
Nabila hanya diam. Dia menganga.
Sangat sakit mungkin, sahabatnya kini telah membencinya, dan pergi
meninggalkanya. Mala langsung ke luar kelas. Menuju ke toilet, menghadap cermin
sambil mengusap air matanya. Ia tak menyangka, mengapa seisi dunia ini dipenuhi
orang-orang yang ingkar janji. Papahnya, kakeknya, neneknya, dan Yopy, orang
yang entah siapa tapi mendapatkan ruang VIP di hati Mala.(sadis, miris, tragis,
ish ish ish -_-)
Hari yang melelahkan, membuatnya
menjadi loyo. Di rumah pun ia hanya bermain dengan laptop, dan
bermalas-malasan. Tidak jelas. Kasian Mala karena pengalaman buruknya di waktu
kecil, kini menjadi sangat sangat alergi dengan orang ingkar janji. Mala, menjadi
teringat terus dengan kejadian ketika Papahnya berjanji, kakek neneknya
berjanji. Bahkan membuka sms ketika Yopy berjanji.ssss
Oh iya semenjak Mala marah kepada
Nabila, sekarang mereka sudah tidak pernah dekat lagi. Tidak ada ke kantin
bareng, tidak ada ke perpus bareng, tidak ada njailin temen bareng. Semuanya
menjadi berubah. Seperti itu sampai hampir satu bulan. Yopy? Sudah tidak
terpikir di otak Mala. Di menjalani harinya ya, sebagai siswa, udah itu aja.
Sebenarnya Nabila ingin sekali minta maaf pada Mala, tapi ia malah takut Mala
tidak memaafkanya. Akhirnya diam-diam, Nabila hanya membantu Mala dari jauh.
Sering sekali Nabila menolong Mala, tapi Mala tidak pernah tau. Nabila juga
diam-diam mencari tau apa sebab Yopy terakhir tidak membalas sms Mala, padahal
dia sudah janji. Nabila memang punya banyak kenalan di kelas XI, dan dia
berhasil mengetahui.
Ternyata, ketika di Bali, Yopy
kehilangan tas kecilnya, yang berisi camdig, dompet, termasuk HPnya juga.
Pantas saja Mala mengirim pesan tapi tidak dibalas. Setelah mengetahui semuanya,
Nabila berniatan untuk memberi tau pada Mala. Tapi memang sulit, Mala selaul
menghindar dari Nabila. Nabila kini bingung dan serba salah.
Di sisi lain, Mala kini sedang
asik-asiknya menulis artikel, puisi dan cerpen-cerpen. Mala juga sering mempromosikan
cerpen-cerpennya pada akun FBnya. Iya,
otomatis belakangan ini ia menjadi aktif di FB. Terlihat status terakhirnyaa di
beranda.
Mala Aurum Andinitiya
Ready
for next story “My Phobia” GdLuck for Me...,, J
78
Suka 3 Komentar Bagikan
Sudah
cukup banyak cerita yang Mala buat. Semakin banyak hal yang dikerjakan, semakin
ia lupa akan saat-saat yang menyebalkan. Tanpa ia sadari FBnya juga sudah
berteman dengan Yopy. Sedikit terbesit di benaknya untuk meng-inbox, atau
sekedar menyapa sekaligus menanyakan mengapa Yopy tak membalas pesanya. Tapi ya
sudah lah, Mala tak mau berurusan dengan tukang ingkar janji, si Masbro gamers.
Tak lama kemudian, Mala meng-update
statusnya lagi. Begini statusnya,
Mala Aurum Andinitiya
Apa
yang paling berharga, apa yang akan sis-sia.
72
Suka Komentar Bagikan
Ketika
selesai menyetor cerpen ke halaman-halaman cerbung di FB, kini Mala melihat
ada1 pemberitahuan. Iya 1 aja, tapi Mala tiba-tiba menjadi penasaran. Dibukalah
pemberitahuan itu. Ternyata.............................
·
YopyPrasetha Manggala Tama, Nabila
Alma, dan 72 lainnya menyukai status anda: “Apa yang paling berharga, apa ........”
Mala
sangat kaget. Ada nama Yopy juga ada nama Nabila (Nabila Alma tuh Nabila
yang tadi temenya Mala), mereka sudah
pergi dari pikiran Mala, tapi kenapa datang lagi? Urusan Nabila, Mala
sepertinya tidak menggubris. Tapi Yopy? Apa mungkin Yopy tidak tau kalau Mala
Aurum Anditiya adalah Mala yang selama ini suka smsan dengan dia? Entahlah.
Mala sepertinya ingin bisa chit-chat dengan Sang Gamers lagi. Akhirnya Mala
mem-bom Like status dan foto-foto Yopy. Yopy pun mengirim pesan ke inbox.
-via inbox FB on-
Yopy :
TFL ya~ J
Mala :
iyaa,
Yopy :
sip (y)
Mala :
Inih mau like lagi foto-foto lainya,
Yopy :
iya iyaaa,,, makasih...
(10 menit kemudian)
Mala :
masih kurang banyak apa likenya kak??
Yopy :
hahaha, udah udahh
-via inbox FB off-
Mala
semakin yakin kalau sepertinya, Yopy tidak mengenalinya. Tiga hari kemudian,
Mala kembali bergelut dengan akun FBnya. Menyuguhkan cerita-cerita yang cukup
menginspirasi orang lain. Kini, ia juga melihat ada nama Yopy di obrolan (teman
aktif). Mala pun berniat mengirim pesan ke inbox lagi.
-via inbox FB on-
Mala :
kak
Yopy :
iyaaaa,,,
Mala :
sebenernya ini tuh aku
Yopy :
aku siapa?
Mala :
aku Mala yang dulu sering nanya tentang TIK ke kakak
Yopy :
oh iyaaaa,, aku ingett
Mala :
bagus deh, oh iyaa Kak, kakak dulu pernah janji sama aku loh
Yopy :
kakak masih inget kokkk dek,,
Mala :
kenapa waktu itu ngga dibales? Aku tau aku bukan siapa2 tpi ‘kan kakak udh
janji
Yopy : waktu di Bali kakak kehilangan tas yang
isinya benda2 berharga punya kakak, dan termasuk HP. Jadi maaf yaaaa,,,, kamu
kok jadi kaya sebel sama kakak hahaha :v
Mala :
aku phobia/sebel/enek/gak suka/benci/alergi sama orang yang ingkar janji
Yopy :
hah? :o
Mala :
jadi, dulu tuh (Mala menceritakan kejadian ketika ia kelas 6 SD)
Yopy : oh iya, sekaranggg kakak tauuu, Kakak janji
bakal terus jawab semua pesan dari kamu dek... hahah :v
Mala :
iya, thx Kak
-via inbox FB off-
Tanpa
ia sadari ini sudah larut. Mungkin Yopy ketiduran. Dan ada pesan lain itu dari
Nabila, iyaa Nabila Alma. Sepertinya ia sudah memberanikan dirinya untuk
memberi tau apa yang dia selidiki dan kini ia ketahui.
-via inbox FB ON-
Nabila : Mala, gue udah tau kenapa Kak Yopy ga bales
sms, dan seakan-akan ingkar janji sama lo. Ceritanya, waktu study tour di
kehilangan tasnya yang di dalemnya ada Hpnya juga. Gue juga minta maaf gue,
udah salah nilai lo. Gue juga harusnya tau kalo lo gak suka sama orang yang
ingkar janji. Maaf ya, gue pengen kita temenan lagi. 23 menit yang lalu
Mala : iya gue juga udh tau, baru aja,, bahkan
gue tau dari si Masbro langsung..gue juga minta maaf gue ngga seharusnya
marah-marah kaya orang gila. Mulai besok, semua seperti biasa. Besok lo harus
duduk deket gue lagi, ke kantin bareng gue lagi, ke manapun sama gue. Ok? J
Nabila : iya oke cin................. J
-via inbox FB
off-
^^^^^^^^^^^^^^
Keesokan
harinya mereka bertemu. Sudah seperti biasa. Kemana-mana bersama. Mala juga
sudah tambah akrab dengan sang Masbro. Sering smsan, inbox’an, tapi perlu
dicatet. Mereka ga pacaran. Minggu depan adalah Ulangan Akhir Semester. Satu
minggu full, Mala akan disuguhkan soal-soal untuk menguji kemampuanya di
akademik.
Satu
minggu yang melelahkan. (aku singkat nih
Mas) namun, belum selesai, Mala masih harus deg2an sama hasil raport. Dulu
waktu di SMP, Mala masih bisa ikut 10 besar. Kali ini iya berharap hasilnya
baik. Ia sudah berusaha sebaik mungkin mengerjakan soal-soal yang ada. Hingga
akhirnya tiba saat pengambilan raport. Mamah Mala yang mengambil.
“Kamu
peringkat 6 sayang. Gapapa Mamah seneng kamu bisa masuk 10 besar. Mamah bangga”
kata Mamah Mala.
“Iya,
Mah makasih” jawab Mala.
Mala
penasaran dengan nilai Yopy. Apa dia masuk ranking? Berapa? Apa memuaskan? Iya
Mala sangat penasaran. Mencoba menuju ke kelas Masbro. Terlihat ayah masbro
sedang memegang raport sambil mengatakan sesuatu kepada Masbro.
“Aduh,
ngomong apaan sih? Gue nguping aja kali ya?” kata Mala.
Tapi memang sulit keadaan sekolah memang
sedang ramai. Ada yang sedang sibuk membicarakan nilai akhirnya. Ada yang
sedang mengurus administrasi yang belum lunas, ad yang, yaaaa
macem-macem..........
Hingga
suatu ketika ‘LAGI’ Masbro menghilang. Ia tidak on FB, tidak balas sms, tidak
pernah muncul ke sekolah selama hampir satu Minggu. Bagaimana Mala tidak
khawatir? Apa iya? Masbro akan menghilang lagi? Apa iya akan mengingkari
janjinya lagi? Untuk kedua kalinya? Iya?
Apa-apaan ini?
“Bila,
gue bingung Masbro Yopy lagi kemana lagi. Seminggu gak berangkat sekolah, abis
itu gak nongol dimana-mana. Gue khawatir” kata Mala.
“Iya
gue ngerti, tapi positif thingking aja,
kaya dulu waktu loh prasangka buruk. Inget ‘kan? Tenang aja ntar gue cari tau.
Lo khawatir banget sih?” kata Nabila.
“Iya
lah... gimana engga. Dia, dia udah kaya abang gue...” kata Mala.
“Abang
apa abang? Hah?” ledek Nabila.
“Lo
mau bilang lagi kalau gue cinta sama dia lebih dari sekedar abang gitu? Gue tuh
udah bilang, gue cinta, cinta banget malah sama dia. Tapi sebatas abang adek. Gimana
sih? Gue ngga mau dia ingkar janji, mau ngilang-ilangan lagi” jelas Mala.
“Iya
iyaa, ceilehh emosi lo!!” ledek Nabila lagi.
“Tau
ahh,” kata Mala seraya pergi.
Ketika
ia sedang berjalan menuju kelas XI C, tampak teman-teman masbro yang sedang
membicarakan hal serius. Ingin rasanya Mala kepo. Tapi, siapa Mala? Masbro juga
ngga mungkin nyeritain tentang Mala ke temen-temenya. Ayo Mala, lo harus
berani!!
“Permisi,
kak” ucap lembut Mala.
“Iya,
ada apa” jawab Kak Billy.
“Ada
yang tau ngga, Masbro kemana?” tanya Mala.
“Masbro?
Siapa? Gue ngga tau deh” kini tinggal Kak Kinan yang menjawab.
“Maksudnya
Kak Yopy. Iya Kak Yopy” jawab Mala, seraya membenarkan kata-katanya.
“Oh,
sinih, biar gue kasih tau” Kak Kinan mulai menjelaskan.
“Jadi,
Yopy kemaren yang ngambil raport ayahnya, dia diomelin soalnya di peringkat 23
dari 34 anak.menurut bokapnya, ini semua gara-gara si Yopy gamers. Sejak itu
Yopy dikurung di rumah, sebagai pelajaran supaya dia ngga bisa main game di
luar rumah.” Jelas Kak Kinan.
“Jadi
gituu” jawab Mala loyo.
“Ya
udah thanks, gue pergi ya!!!” Mala langsung lari meninggalkan Kinan.
“Kemana?”
tanya Kinan sambil teriak.
“Mau
nolongin Yopy!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” jawabnya dengan keras.
Sekarang
Mala sudah di depan rumah Yopy. Mencoba menekan bel
Ting tong...ting tong.......
“Assalamu’alaikum”
salam dari Mala.
“Wa’alaikum
salam” jawab ayah Masbro sambil membuka pintu. Benar ayah Masbro mengurung
Masbro, sampai ia rela tidak kerja demi menjaga masbro supaya tidak kabur.
“Sa
sa saa yaa, temenya Kak Yopy” jawab Mala.
“Temen?
Kok Kak Yopy?” tanya ayah Yopy.
“Adik
kelas sih om, Yopy ada?” tanya Mala.
“Ada,”
jawabnya.
“Alhamdulillah
kalo gitu...” belum selesai, omongan Mala terpotong.
“Tapi
dia lagi ngga bisa diganggu” samber ayah Yopy.
“Kenapa?
Lagi sakit om?” tanya Mala.
“Dia
lagi saya hukum, pokoknya kamu ngga tau, mending kamu pergi”
“Saya
tau semuanya kok om? Lagian, emang kalo Kak Yopy dihukum, nilai raportnya bisa
berubah gitu? Engga kan om? Makanya plis, bebasin Kak Yopy ya om” ungkap Mala
sambil memohon-mohom pada ayah Yopy.
“Ngga
bisa!!” bentak Ayah Yopy, yang membuat Mala kaget.
“Om,
pliss. Om ngga tau aja, prestasi Kak Yopy di luar akademik” kata Mala.
“Emang
kenapa?” tanya ayah Yopy.
“Ya
ampun! Jadi, om ngga tau. Yopy itu bentar lagi mau ikut olimpiade Matematik,
sama saya om. Hebat ‘kan? Hadiahnya ampe 20 juta om. Tapi ya kalo juara.
Makanya saya kesini mau ketemu Yopy, kita harus belajar buat persiapan lomba” ungkap Mala dengan bohong.
“Beneran?”
tanya ayah Yopy lagi.
“Iya
om, bener. Kalo gitu aku masuk yah” ayah Yopy belum berkata iya. Tapi Mala
sudah nyelonongmasuk aja.
Sampai
lah di kamar Yopy. Sebelumnya mereka belum pernah bertatap muka. Entah Yopy
mengenali Mala atau tidak.
“Kak?
Ini aku, kita belajar yuk” pura-pura Mala.
“Lo
siapa?” Yopy membuka pintu sambil berkata seperti itu. Benar! Yopy tak paham
wajah Mala. Mala pun langsung menutup mulut Yopy.
“Shhttt,
gue Mala. Sekarang aku harus masuk, kunci pintunya dan Masbro harus dengerin
apa kata gue.” Jawab Mala, yang akhirnya
merekapun masuk.
“Lo
bisa masuk?” tanya Masbro.
“Penting
yah Mas, buat tau. Masbro bener-bener ngga boleh keluar?” tanya Mala.
“Engga,”
jawabnya.
“Okeh,
jadi gue tau lo lagi pengen ikut kompetisi buat game itu kan? Tapi lo dikurung,
dan lo ngga punya fasilitas buat nge-buat game. Barusan gue bilang kalo gue
kesini mau belajar karena kita mau lomba olimpiade matematika” kata Mala.
“Buset
gila lo, La?” kata Masbro.
“Eh,
tapi nihhh.. gue bawain keperluan lo buat bikin gamenya. Gimana?” kata Mala.
“Wow!
Thanks my sister. Okeh, kayanya kita harus mulai buat sekarang” sigap Masbro.
“Jadi,
mau buat yang gemana? Udah dikonsep?” tanya Mala.
“Udah
dong, jadi gini, yang ini tuh ini, nanti pake ini bisa buat nembak yang ini,
terus ada kaya denahnya di pojokan (ya kalian bayangin aja, aku juga ga tau
maksudnya apa)” kata Yopy.
“Eh,
gimana kalo yang ini tuh diganti ini (ya kali lah ya, belum pernah buat, sih)”
kata Mala.
Hari
itu berlalu, belum selesai memang. Tapi demi Yopy, Mala rela bolak-balik ke
rumah Yopy untuk membuat game. Karena ya, Yopy juga masih dipenjara di
kandangnya. Hari demi hari, berlalu. Usaha yang telah dilakukan Mala dan Yopy
untuk membuat game sudah selesai. Kini mereka hanya perlu pasrah di perlombaan
nanti.
“Yah,
Yopy minta ijin mau ikut lomba olimpiade matematika” pamit Yopy.
“Iya,
kalo udah selese langsung pulang. Mala, saya kasih kepercayaan saya ke kamu.
Kalo Yopy ngga balik, kamu yang tanggung jawab” kata ayah Yopy.
“Sip
Om, tenang aja. Ya udah kita berangkat ya om” kata Mala.
“Iya”
jawab ayah ibu Yopy.
“Assalamu’alaikum”
Mala dan Yopy.
“Wa’alaikum
salam” jaawabnya lagi.
SKIP -------->>>>>
@tempat lomba
“Kak,
semua udah beres ‘kan?” tanya Mala.
“Nanti,
lo mainin aja gamenya. Biar gue yang jelasin maksud-maksud yang ada di game”
kata Kak Yopy.
“Sip
Kak! Eh kak, kayanya itu deh jurinya” kata Mala.
Yopy
menjelaskan, apa yang ada di game tersebut, sedang Mala? Ia hanya perlu
memainkanya. (ceritanya) game itu bisa di PC, android, bahkan hp biasa. Hebat
kan? Hahah kayanya Yopy sampe haus njelasin game buatannya. Tapi tak apa, ia
sudah mati-matian membuat game ini, bahkan hingga bohong pada ayahnya sendiri. Penjurian
selesai. Saatnya menunggu perundingan para dewan juri. Walau pesertanya lebih
lebih dari 200 orang, tapi Yopy optimis bahwa game buatnya yang terbaik. Inilah
saat yang paling deg-degan.
“Attention
everybody, di tangan gue udah ada juara 1, 2, 3. Pada penasaran ngga nih? Hah?
Pasti dong. Cuman supaya bikin kalian kepo gue bakal bacaan dari juara tiga”
kata seorang MC perempuan. Lalu lanjut,
“Juara
3
adalah......................................................................................................................................................game
dengan nama Our Treasure buatan Hamid Jeremy, selamat. Silahkan maju kedepan”
kata MC itu.
“Dan
juara 2
adalah........................................................................................................................................................game
dengan nama True Traveller buatan Nadita Melina, congratulation!! Sini sini
maju. Dan sekarang juara 1 siapa yang deg-degan? (Mala & Yopy) juara 1 satu
adalah game dengan
nama............................................................................Ready
to Adventure buatan Yopy Prasetha Manggala Tama....wowww selamattt” semangat si
MC.
“Kak, lo
menang!!!!!!!!” kata Mala.
Jantung Yopy lompat keluar, ia langsung melihat wajah Mala yang juga sedang melompat lombat. Melakukan semacam tos kemenangan! Yes! Yopy pun maju ke depan. Sedang Mala hanya melihat dari jauh. Hadiah sudah diserahkan. Mereka berfoto.
Jantung Yopy lompat keluar, ia langsung melihat wajah Mala yang juga sedang melompat lombat. Melakukan semacam tos kemenangan! Yes! Yopy pun maju ke depan. Sedang Mala hanya melihat dari jauh. Hadiah sudah diserahkan. Mereka berfoto.
“Buat
dewan juri, kenapa sih juara satunya adalah game buatan Yopy?” tanay MC.
“Game
nya mendidik sekali, melatih kejelian, kesabaran, dan menumbuhkan rasa pantang
menyerah dan itu sangat brilliant” jawab juri itu. Seisi ruangan memberikan
tepuk tangan yang meriah kepada Yopy. Mala yang melihatnya juga ikut bangga,
bahagia, gembira. Yang di panggung masih pada berbincang-bincang. Dan Mala
seperti melihat seseorang di pintu masuk ruangan.
“Itu
‘kan? Itu! Bokapnya Yopy! Aduh mampus gue” kata Mala yang kebingungan mengapa
bokap Yopy ada di tempat lomba ini.
“Aduh,
ini gimana dong? Lagian kenapa bisa tau sih?” Mala panik, mulai geregetan dan
kebingungan. Ia pun mencoba memanggil Yopy.
“Kak
Masbro! Kak Yopy! Aduh Kak madep sini dong, iya iya. Dengerin gue! Bokap! Bokap
lo di sini” kata Mala sambil berteriak-teriak.
“Gimana
dong? Aduh kayanya udah liat gue deh?” kata Yopy.
“Aduh
gue bingung” mereka masih saling teriak-teriakan.
Mereka
masih kewalahan, hingga akhirnya mereka pasrah, dan berdo’a aja. Acarapun
selesai. Sambil membawa trophy dan simbolis uang yang didapat, Mala dan Yopy
menemui seseorang yang tengah menunggu mereka.
“Om,
maafin aku, aku bohong. Tapi aku cuman mau nunjukin sama om kalo Kak Yopy emang
bakat buat bikin game, ini talentanya” kata Mala.
“Yopy
minta maaf ya Yah, Yopy bukan mau
bohongin Ayah tap” omongan Yopy terhenti oleh ayahnya.
“Udah,
Ayah yang minta maaf. Ayah ngga mendukung talenta yang kamu punya. Mulai
sekarang Ayah ngga akan larang kamu buat jadi gamers. Tapi kamu harus janji,
kamu harus naikin nilai raport kamu” kata Ayah Yopy.
“Iya
Yah Yopy janji” kata Yopy seraya memeluk Ayahnya. Setelah melepas pelukan itu
Ayah Yopy berkata lagi.
“Dan
kamu Mala, om makasih sama kamu, karena kamu udah bantu Yopy. Walau dengan cara
bohongin om” tambah ayah Yopy.
“Iya
om sama-sama”
Hari
itu ternyata berakhir dengan sangat menggembirakan. Kini tak ada permasalahan,
semuanya sudah CLEAR!!
5
tahun kemudian mereka kuliah di universitas yang sama. Mala di fakultas seni,
Yopy di fakultas kedokteran. Walau begitu, mereka masih sering membuat gmae
bersama. Bahkan makin kompak. Sudah banyak game yang mereka buat, dan mereka
berjanji akan terus membaut game yang lebih bermanfaat.
`````THE END`````
Karya : Viviyantri Hs
0 komentar:
Posting Komentar