Sepertinya keinginan NASA untuk bisa
pergi ke Mars tahun 2030 ternyata telah makin serius diperhitungkan dan
mulai dipersiapkan, meskipun tidak sedikit dari rencana-rencana tersebut
masih berupa cetak biru. Sampai akhirnya, Teknologi NASA menjanjikan untuk mewujudkan nya.
Di dalam dokumen yang bertajuk ‘NASA Journey to Mars’,
walau kebanyakan di antaranya masih berupa tujuan-tujuan abstrak, dapat
diketahui beberapa rencana teknologi penting yang dibutuhkan dan dapat
menunjang upaya manusia untuk bisa pergi ke Mars.
Dalam rangka lebih mengenal teknologi NASA
yang masuk ke dalam rencana untuk mendorong misi manusia ke Mars
tersebut, seperti dikutip dari laman Popular Science, Kamis
(15/10/2015).-
Roket Yang Sangat Besar.
Untuk mampu membawa banyak kebutuhan selama perjalanan, diperlukan
sebuah roket yang mendukung hal tersebut. Karena itu, Space Launch
System NASA yang sedang dipersiapkan mampu menampung 70 metrik ton
suplai.Selain itu, Space Launch System dapat digunakan untuk mengirim
muatan hingga 130 metrik ton dalam lintasan menuju Mars. Dengan tinggi
kira-kira 116 meter, nantinya Space Launch System di dalam teknologi
NASA ini akan menjadi kendaraan terbesar yang pernah diluncurkan.
Bahkan, akan lebih kuat dibandingkan roket Saturn V yang pernah membawa
astronot ke bulan.
-
Sebuah Habitat Penyokong Kehidupan.
Supaya kehidupan astronot di Mars dapat dimungkinkan, NASA menginginkan sebuah habitat luar angkasa yang dapat dihubungkan dengan kapsul Orion. Nantinya habitat itu dapat digunakan untuk mendukung kehidupan astronot di Mars, layaknya yang diperlihatkan di film The Martian baru-baru ini.Habitat tersebut akan dibuat tahan api dan dilengkapi dengan perlindungan radiasi. Selain itu, habitat ini rencananya juga akan ditambah ruang untuk astronot melakukan latihan dan pekerjaan mereka. -
Propulsi Experimental.
Space Launch system didukung oleh
pembakaran hidrogen dan oksigen cair. Namun, itu hanya digunakan untuk
membawa astronot keluar dari orbit bumi. Jika harus menggunakan sumber
daya yang sama untuk perjalanan selama kurang lebih 7 bulan Mars,
pesawat luar angkasa harus memiliki tangki gas besar dan itu berarti
biaya yang lebih mahal. Maka dari itu, NASA berencana menggunakan sinar
matahari untuk mengirimkan kargo, persediaan, termasuk para astronot ke
Mars. Dengan demikian, Teknologi NASA menggunakan metode Solar Electric Propulsion yang dapat menggerakkan pesawat luar angkasa dengan menembakkan ion.
Meski Solar electric propulsion tidak langsung menyediakan kecepatan maksimal untuk roket, kecepatannya akan bertambah seiring waktu dengan kecepatan hingga sekitar 300 ribu kilometer per jam. Selain itu, teknologi nasa ini juga lebih efisien dibandingkan bahan bakar roket. Teknologi ini sekarang sudah benar-benar nyata, namun NASA masih masih terus mengembangkan ukurannya untuk keperluan misi ke Mars.
-
Baju Luar Angkasa Yang Fleksibel.
Dengan pertimbangan bahwa astronot yang dikirim ke Mars akan berada
di sana dalam waktu setahun atau lebih, maka untuk mendukung kegiatan
yang dilakukan, seperti menjelajah dan mengumpulkan data, diperlukan
sebuah pakaian yang mendukung.Karena itu, nantinya baju luar angkasa
yang baru dapat digunakan untuk melawan radiasi, udara dingin, termasuk
atmosfer tipis, namun tetap dapat memungkinkan astronot melakukan
pekerjaan mereka.
-
Komunikasi Menggunakan Sinar Laser.
Lantaran kondisi jaringan internet di Mars terbatas, diperlukan suatu
perubahan untuk memperbaikinya. NASA dikabarkan telah memiliki sebuah
rover di Mars yang dapat digunakan untuk menerima atau mengirimkan data
sampai 2 juta bits per detik. Untuk itu, Teknologi NASA sedang
memperkuat pengiriman data dengan menggunakan laser. Dalam penelitian
sebelumnya yang dilakukan NASA pada 2013, penggunaan sistem komunikasi
laser dapat mengunduh informasi hingga 622 juta bits per detik.